Aplikasi Wajib untuk Wisatawan: Aturan Baru Masuk Bali
Aplikasi Wajib untuk Wisatawan: Aturan Baru Masuk Bali dan Pelabuhan Utama
Denpasar, Bali Pemerintah Provinsi Bali kembali mengeluarkan kebijakan baru yang menyasar wisatawan domestik maupun mancanegara. Mulai bulan September 2025, setiap wisatawan yang masuk melalui Bandara Internasional Ngurah Rai maupun pelabuhan utama seperti Gilimanuk dan Benoa diwajibkan mengunduh serta menggunakan sebuah aplikasi resmi yang disiapkan pemerintah daerah. Aturan ini diberlakukan sebagai langkah modernisasi pariwisata sekaligus penguatan sistem pengawasan.
Tujuan Penerapan Aplikasi Wajib
Pemerintah menegaskan bahwa aplikasi ini bukan hanya sekadar formalitas. Fungsi utamanya adalah untuk mempermudah pencatatan data wisatawan, meningkatkan keamanan, serta menyediakan informasi wisata secara real time. Dalam aplikasi tersebut, pengunjung akan menemukan panduan perjalanan, informasi budaya, tata tertib, hingga lokasi destinasi populer yang terhubung langsung dengan peta digital.
Selain itu, aplikasi juga menjadi sarana pembayaran digital untuk beberapa layanan pariwisata resmi. Dengan begitu, wisatawan tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah besar dan dapat melakukan transaksi lebih aman.
Sistem Registrasi dan Penggunaan
Cara Mengunduh Aplikasi
Setiap wisatawan diwajibkan mengunduh aplikasi sebelum keberangkatan. Aplikasi tersedia di Google Play Store dan App Store. Bagi wisatawan mancanegara, tersedia opsi bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, dan Korea selain bahasa Indonesia.
Registrasi Sebelum Masuk Bali
Registrasi dilakukan dengan mengisi data diri sesuai paspor atau KTP. Setelah itu, wisatawan akan memperoleh kode QR unik yang digunakan saat melewati pos pemeriksaan di bandara maupun pelabuhan. Tanpa kode QR tersebut, pengunjung tidak dapat melanjutkan proses masuk ke Bali.
Dampak Terhadap Industri Pariwisata
Penerapan aplikasi ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi ekosistem pariwisata Bali. Para pelaku usaha seperti hotel, restoran, dan biro perjalanan akan lebih mudah berkoordinasi melalui integrasi aplikasi. Selain itu, pemerintah dapat memantau pergerakan wisatawan sehingga mengurangi potensi kepadatan di lokasi tertentu.
Meski demikian, sejumlah pelaku pariwisata mengingatkan agar pemerintah memastikan aplikasi berjalan stabil dan tidak menyulitkan pengunjung. Beberapa wisatawan juga menyuarakan kekhawatiran terkait privasi data dan biaya tambahan yang mungkin muncul.
Respons Masyarakat dan Wisatawan
Reaksi publik cukup beragam. Sebagian masyarakat mendukung langkah ini karena dianggap dapat meningkatkan kualitas wisatawan yang datang ke Bali. Namun ada juga yang menilai bahwa aturan tersebut bisa menjadi beban tambahan terutama bagi wisatawan yang kurang https://jumppocket.com akrab dengan teknologi.
Meski demikian, pemerintah tetap optimis. Kami yakin aplikasi ini justru akan mempermudah wisatawan dan meningkatkan kualitas layanan di Bali. Semua masukan akan kami terima demi penyempurnaan, ujar Kepala Dinas Pariwisata Bali.
Penutup
Kebijakan aplikasi wajib untuk wisatawan di Bali menjadi salah satu inovasi pariwisata berbasis digital yang tengah gencar diterapkan di berbagai destinasi dunia. Dengan adanya sistem ini, Bali tidak hanya menjaga reputasi sebagai yumetoto destinasi wisata kelas dunia, tetapi juga memastikan keamanan, kenyamanan, serta keberlanjutan pariwisatanya di masa depan.