Sepucuk surat undangan untuk melakukan "perang terbuka" antara kelompok pemuda di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, menjadi viral di media sosial dan memicu keprihatinan warga setempat. :contentReference[oaicite:0]{index=0}

Surat yang dibuat oleh pemuda Kelurahan Welai Barat tersebut bertanggal 14 September 2025 dan ditujukan kepada pemuda Kelurahan Wetabua. Dalam isi surat disebutkan ajakan bertemu di Lapangan Mini Kalabahi pada Rabu, 17 September 2025, dan meminta pihak kepolisian menjadi "wasit" sekaligus saksi dalam aksi itu. :contentReference[oaicite:1]{index=1}

Pada pagi setelah surat itu beredar, sekitar 30 pemuda Welai Barat sempat berkumpul di Tugu Simpang Watatuku dan bergerak menuju kantor-kantor pemerintahan setempat untuk menyampaikan tuntutan terkait dugaan penganiayaan yang memicu undangan tersebut. :contentReference[oaicite:2]{index=2}

Kapolres Alor, AKBP Nur Azhari, turun langsung menemui massa, memberikan penjelasan mengenai proses hukum yang sedang berjalan, serta mengimbau masyarakat agar menahan diri dan mempercayakan penanganan kasus kepada kepolisian. Ia menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan proses penanganan harus didukung bukti yang kuat. :contentReference[oaicite:3]{index=3}

Patroli dan upaya pencegahan

Untuk meredam ketegangan, Polres Alor meningkatkan patroli gabungan TNI-Polri di titik-titik rawan. Satuan Intelkam melakukan penggalangan kepada kelompok pemuda yang terlibat agar tidak terprovokasi sehingga situasi tetap terkendali. :contentReference[oaicite:4]{index=4}

Viral-nya undangan semacam ini dinilai dapat memicu konflik yang lebih luas jika tidak segera ditangani secara persuasif dan profesional. Pemerintah daerah dan aparat keamanan diimbau bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat untuk meredakan emosi dan memastikan proses hukum berjalan transparan. :contentReference[oaicite:5]{index=5}